Menerima dan Melanjutkan Penugasan Strategi Audit Menyeluruh
RINGKASAN
Menerima dan
Melanjutkan Penugasan
Strategi Audit
Menyeluruh
Kelompok 4 :
Andi Rasti
Utari Dwi Rahayu
Indrayanti
Andi
Syaidah Ramadhani
Hesti Tri
Megadanti
Anis
Maysaroh
Wahyu
Susanto
Fajrin
Harnadi
Menerima dan
melanjutkan penugasan
Sebelum KAP memutuskan untuk menerima atau
mempertahankan suatu penugasan auditor harus:
1. Memutuskan dapat diterimanya kerangka pelaporan keuangan
yang diusulkan atau digunakan entitas.
2. Menilai apakah KAP dapat mentaati ketentuan etika yang
relevan
3. Dapatkan persetujuan manajemen bahwa ia memahami
sepenuhnya akan tanggungjawab berkenaan dengan:
a. Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF
yang diterapkan.
b. Pengendalian internal sebagaimana dianggap perlu oleh
manajemen untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang
material, apakah yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.
c. Memberikan kepada auditor akses kepada semua informasi
yang relevan dan informasi tambahan yang dapat diminta auditor.
d. Prosedur menerima dan melanjutkan penugasan.
Penilaian atas risiko penugasan ditahun
pertama dan tahun-tahun selanjutnya, membantu memastikan bahwa KAP:
1. Independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan
2. Kompoten untuk melaksanakan tugasnya dengan sumberdaya
yang diperlukan dan dalam batas waktu yang tersedia.
3. Tidak tau atau tidak mempunyai informasi baru mengenai
klien yang dapat menyebabkan KAP menolak penugasan.
Sesudah diputuskan untuk menerima atau
melanjutkan penugasan maka langkah selanjutny ialah:
1. Memastikan apakah persyaratan awal atau prokondisi bagi
suatu audit, memang ada
2. Menegaskan pemahaman bersama antara auditor dan manajemen
mengenai syarat-syarat perikatan audit.
Menerima Penugasan
Langkah-langkah pertama dalam proses menerima
atau melanjutkan klien adalah menilai kemampuan KAP melaksanakan penugasan dan
risiko terkait. Adapun beberapa contoh pertanyaannya yaitu:
Pertimbangan
|
Pertanyaan yang
diajukan
|
Penugasan audit
|
-
Apa sifat dan
lingkungan audit ?
-
Kerangka akuntansi
dan pelaporan apa yang akan digunakan?
-
Apa tenggang waktu
untuk penyelesaian audit ?
|
Apakah KAP mempunyai kompetensi,
sumber daya, dan waktu yang diperlukan ?
|
- Apakah KAP mempunyai cukup orang dengan
kompetensi dan kemampuan memadai ?
- Apakah tenaga Ahli jika dibutuhkan,
tersedia ?
- Apakah ada orang yang mampu melakukan reviu
kendali mutu ?
- Apakah KAP mengingat waktu yang tersedia
untuk klien lain, dapat menyelesaikan penugasan tepat waktu ?
|
Pengecekan Latar Belakang (Background Check)
Sebelum menghubungi pihak ke tiga untuk
mengumpulkan informasi mengenai calon klien, pastikan bahwa semua partner menyadari
dan memahami:
- Kebijakan KAP untuk menjaga kerahasiaan informasi klien
dan calon klien
- Ketentuan perundangan mengenai hak dan kerahasiaan
pribadi
- Kode etik yang berlaku.
Prokondisi Untuk Suatu Audit
Untuk memastikan prakondisi bagi suatu audit
memang ada, auditor wajib:
a. Menentukan apakahb kerangka pelaporan keuangan (financial
reporting framework, FRF) yang digunakan untuk membuat laporan keuangan daoat
diterima.
b. Dapat persetujuan manajemen bahwa ia sadar dan memahami
sepenuhnya akan tanggungjawab berkenaan dengan:
- Penyusunan laporan keuangan entitas sesuai dengan FRF
yang diterapkan, termasuk ketentuan mengenai penyajian yang wajar.
- Pengetahuan internal sebagaimana dianggap perlu oleh
manajemen untuk menyususn laporan keuangan yang bebas dari salah saji yang
material
Menyepakati Syarat-syarat Perikatan
·
Jika manajemen atau
TCWG membatasi lingkup kerja auditor akan mengakibatkan penolakan opini atas
laporan keuangan, auditor tidak diperkenankan menerima penugasan dengan
pembatasan, kecuali jika diharuskan oleh ketentuan perundang-undangan.
·
Auditor wajib
menyepakati syarat-syarat dalam penugasan audit dengan manajemen atau jika
perlu dengan TCWG.
·
Dalam audit yang
berulang, auditor wajib menilai apakah situasi mengharuskan syarat perikatan
audit revisi dan apakah perlu mengingatkan kembali entitas itu akan syarat
perikatan audit yang ada.
Kemutakiran Surat Penugasan
KAP mungkin menerima penugasan untuk beberapa
periode audit, tentunya dengan memperhatikan ketentuan tentang rotasi KAP. Jika
tidak ada perubahan, auditor wajib menilai apakah ada kebutuhan untuk mengingat
kembali syarat-syarat perikatan audit yang dispekati. Syarat-syarat ini
disepakati kembalin tanpa perlu meminta surat perikatan audit baru untuk setiap
periode. Namun, surat perikatan audit harus direvisi jika terjadi perubahan
keadaan. Salah satu hal yang merupakan perubahan keadaan adalah setiap
perubahan syarat penugasan atau diperlukannya syarat penugasan yang khusus untuk
periode tersebut.
Perubahan Syarat Penugasan
Jika manajemen meminta perubahan dalam
syarat-syarat perikatan audit, auditor perlu mempertimbangkan apakah permintaan
mempunyai dasar dan apakah implikasinya terhadap lingkup penugasan. Permintaan
untying uk mengubah syarat perikatan audit, layak dipertimbangkan misalnya
karena perubahan dalam situasi yang dihadapi klien atau kesalahpahaman mengenai
sifat dari jasa yang diminta sebelumnya.
STRATEGI
AUDIT MENYELURUH
Tinjauan
Umum
Perencanaan
merupakan proses yang berkesinambungan dan iteratif yang dimulai segera sesudah
berakhirnya audit sebelumnya, dan berlangsung terus sampai penyelesaian audit
yang sedang berlangsung. Sebagai proses yang berkesinambungan, perencanaan
dilaksanakan pada ketiga tahap audit: menilai risiko, menanggapi risiko, dan
pelaporan.
Perencanaan
audit mempunyai manfaat sebagai berikut:
·
Anggota tim dapat belajar dari partner dan
tim inti yang berpengalaman.
·
Penugasan diorganisasi, dilengkapi dengan
staf audit, dan dikelola secara baik.
·
Pengalaman yang diperoleh dari audit
terdahulu dan dari penugasan lain dimanfaatkan secara optimal.
·
Area penting atau rawan dalam audit itu
mendapat perhatian yang tepat.
·
Masalah yang mungkin terjadi, diantisipasi
dan diselesaikan tepat pada waktunya.
·
Dokumentasi audit direviu secara tepat.
·
Pekerjaan oleh orang lain dapat
dikoordinasikan.
Perencanaan
dilakukan pada dua tingkat. Tingkat pertama adalah strategi audit secara
menyeluruh. Tingkat kedua adalah rencana audit terinci.
Penyusunan audit secara
menyeluruh dimulai pada awal penugasan, kemudian diselesaikan dan dimutakhirkan
sesuai informasi yang diperoleh dari:
· Pengalaman
di masa lalu dengan entitas tersebut;
· Kegiatan-kegiatan
pendahuluan;
· Pembahasan
dengan klien mengenai perubahan-perubahan sejak periode yang lalu, dan hasil
operasi perusahaan;
· Penugasan
lain yang dilakukan untuk klien tersebut dalam periode itu;
· Pembahasan
dan pertemuan dengan anggota tim audit;
· Sumber-sumber
eksternal lainnya;
· Informasi
baru, prosedur audit yang gagal, atau situasi baru yan dihadapi selama audit
yang akan mengubah strategi yang direncanakan sebelumnya.
Rencana audit terinci dimulai sedikit lebih belakangan,
ketika prosedurpenilaian risiko spesifik
direncanakan dan ketika ada cukup informasi mengenai risiko yang dinilai
untuk memberikan tanggapan audit yang tepat.
Waktu yang diperlukan untuk menyusun strategi audit yang
menyeluruh bervariasi antara satu audit dengan audit lainnya, dan tergantung
dari:
·
Ukuran dan kompleksitas;
·
Komposisi dan ukuran tim audit, audit yang
kecil akan mempunyai audit yang kecil, dengan perencanaan, koordinasi, dan
komunikasi yang lebih mudah;
·
Pengalaman di masa lalu dengan entitas itu;
dan
·
Situasi yang dihadapi dalam melaksanakan
kesulitan.
Menyusun
Strategi Audit Menyeluruh
Strategi
audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan kunci yang dianggap penting dalam
perencanaan audit damn mengomunikasikan hal-hal penting kepada anggota tim
dengan baik. Strategi audit menyeluruh mendokomentasikan keputusan yang berasal
dari langkah-langkah perencanaan.
Langkah-langkah
dasar perencanaan audit, yaitu:
1.
Cara memulainya adalah sebagai berikut :
·
Melakukan kegiatan pra-penugasan.
·
Mengumpulkan informasi yang relevan tentang
entitas.
·
Menunjuk staf, pengendali mutu, dan ahli yang
diperlukan.
·
Menjadwalkan pertemuan tim audit dan partner
penugasannya untuk membahas kemungkinan salah saji yang material dalam laporan
keuangan.
·
Menentukan tanggal-tanggal di mana hal pentin
penting dari pekerjaan audit harus dilakukan.
2.
Menilai risiko dan memberikan tanggapan
dengan cara, yaitu:
·
Menentukan materialitas untuk laporan
keuangan secara keseluruhan dan performance materiality.
·
Menentukan sifat dan luasnya prosedur
penilaian risiko yang harus dilakukan dan siapa yang akan melaksanakannya.
·
Membuat tanggapan secara keseluruhan yang
tepat dan memasukkan dampak terhadap prosedur audit selanjutnya yang harus
dilaksanakan.
·
Mengomunikasikan garis besar lingkup dan
waktu yang direncanakan untuk audit itu kepada TCWG.
·
Memutakhirkan dan mengubah strategi dan
rencana audit jika ada peubahan situasi.
Mengomunikasikan
Rencana Audit
Auditor
wajib mengomunikasikan dengan TCWG garis besar lingkup dan penjadwalan waktu
auditnya.
Dialog
berkesinambungan, anatara auditor dengan manajemen dan TCWG memainkan pera penting
dalam proses audit. Komunikasi mengenai lingkup an penjadwalan waktu audit yang
direncanakan mambantu manajemen dan TCWG:
· Memahami konsekuensi pekerjaan auditor;
·
Membahas masalah risiko dan konsep
materialitas dengan auditor; dan
·
Mengidentifikasi area di mana manajemen/TCWG
meminta auditor melakukan prosedur tambahan.
Hal-hal
yang dapat dipertimbangkan auditor untuk dikomunikasikan adalah:
·
Bagaimana saran auditor dalam menghadapi
salah saji yang material, karena kecurangan atau kesalahan;
·
Pendekatan auditor terhadap pengendalian
intern, bagaimana ia memanfaatkan pengendalian yang relevan dalam prosedur
auditnya;dan
·
Penerapan materialitas dalam konteks audit.
Hal-hal mengenai perencanaan
yang juga tepat untuk dibahas adalah sebagai berikut.
·
Apa dan bagaimana pandangan TCWG tentang:
a. Pembagian
wewenang dan tanggung jawab antara TCWG dan manajemen;
b. Tujuan
dan strategi entitas, dan risiko bisnis yang berkaitan dengan tujuan dan
strategi itu, yang dapat menyebabkan salah saji yang material;
c. Hal-hal
yang menurut TCWG perlu pehatian khusus dari auditor dan area yang diminta TCWG
agar auditor melakukan prosedur audit tambahan;
d. Komunikasi
mengenai hal-hal yang penting dengan regulator; dan
e. Hal-hal
lain yang menurut TCWG dapat memengaruhi audit atas laporan keuangan;
·
Sikap, kesadaran, dan tindakan TCWG tentang:
a. Pengendalian
intern dan pentingnya dalam dan bagi entitas, termasuk bagaimana TCWG mengawasi
efektifnya pengendalian intern; dan
b. Terdeteksinya
kemungkinan adanya kecurangan.
·
Tindakan TCWG sebagai tanggapan terhadap
perkembangan dalam standar akuntansi, praktik-paktik corporate governance, dan
hal-hal lain.
·
Tanggapan TCWG terhadap komunikasi yang lalu
dengan auditor.
Dokumentasi
Auditor
wajib memasukkan dalam dokumentasi auditnya:
a.
Strategi audit menyeluruh;
b.
Rencana audit; dan
c.
Setiap perubahan signifikan yang dibuat
selama penugasan audit, terhadap strategi audit atau rencana audit,dan alasan
untuk melakukan perubahan tersebut.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus