AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR




AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN
TANGGUNG JAWAB AUDITOR

Anggota :
1.       Elvi Sulfianingsi (10800112046)
2.       A.muhammad amil (10800112055)
3.       Dian Indira murti (10800112070)
4.       Yun ermala dewi (10800112062)
5.       A.firman hasnur (10800112039)
6.       Nurjannah (10800112045)
7.       Harnadi (10800112073)


AUDITING LAPORAN KEUANAGAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR

A.     AZAS-AZAS YANG MENDASARI LAPORAN KEUANGAN
1.       HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING
Terdapata perbedaan yang sednifikan dalam metode, tujuan, dan pihak pihak yang bertanggug jawab pada proses akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keaungan dibandingkan dengan proses auditing laporan keuangan.
Hubungan antara akuntansi dan auditing dalam proses plaporan keuangan seperti gambar dibawah ini.
Pelaporan Keuangan
Text Box: AKUNTANSI
Berpedoman pada GAAP
Tanggung Jawab Manajemen

Text Box: AUDITING
Berpedoman pada GAAS
Tanggung Jawab Auditor


 
Text Box: Menganalisis  bukti  dan
transaksi 
Text Box: Memahami bisnis dan 
industri klien
Text Box: Mengukur dan mencatat 
data transaksi
Text Box: Memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan keuangan


Text Box: Menegelompokkan dan mengiktisarakan data  yang di catatText Box: Membuktikan laporan yang di sajikan secara wajar sesuai dengan GAAP
Text Box: Mengevaluasi 
kewajaran 
Text Box: Menyatakan pendapat dalam 
laporan audit
Text Box: Mengirimkan laporan 
audit kepada klien 
Text Box: Menyusun laporan keuangan berdasarka GAAP











 


Text Box: Mengirimkan rekomendasi yang meiliki nilai tambah kepada manajemen dan dewan dereksiText Box: Mengirimkan laporan keuangan da laporan editor kepada pemengang saham setiap tahun
2.       PEMBUKTIAN DAN PERTIMBANGAN PROFESINAL DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti untuk pembuktian. Data dikatakan dapat di teliti untuk pembuktian (verifieble) apabila ada dua atau lebih orang yang memiliki kualifikasi dalam memberikan kesimpulan yang serupa dari data yang diperiksa.
Akuntansi dan auditing secara segnifikan memerlukan apa yang disebut pertimbangan profesional. Oleh karna itu, auditor hanya mencari dasar yang memadai untuk  menyatakan pendapat atas kewajaran (fairnes) laporan keuangan. dalam melakukan pemeriksaan, auditor memperoleh bukti bukti untuk meyakinkan validitas (validity) dan ketepatan perlakuan akuntansi atas transaksi dan saldo. Dalam konteks ini validitas berrti otentik, mantap, atau memiliki dasar yang kokoh  sedangkan ketepatan (propriety) berarti sesuai dengan aturan aturan akuntansi yang ditetapkan serta kebiasaan yang ada.
3.       KEBUTUHAN AKAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Perlunya dilakukan audit independen terhadap laporan keuangan dapat dilihat lebih lanjut pada empat kondisi sebagai berikut ini :
§  Pertentangan kepentingan (conflict of interest)
§  Konsekuensi (Consequence)
§  Kompleksitas (Complexity)
§  Keterpencilan (Remoteness)
4.       MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT
Beberapa manfaat ekonomi dari audit laporan keuangan adalah sebagai berikut :
§  Aksese ke pasar modal
§  Biaya modal yang lebih rendah
§  Penagguhan inefisiensi dan kecurangan
§  Peningktan pengendalian dan oprasional
5.       KETERBATASAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Suatu audit laporan keuangan yang dilakukan sesuai GAAS memiliki sejumlah keterbatasan yang melekat. Terdapat dua batasan ekonomi penting yang dimaksud, yaitu:
a.       Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif.
b.       Jumlah waktu yang memadai (reasonable length of time). Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak pada laporan keuangan.
Selain itu, terdapat dua keterbatasan penting yang berkaitan dengan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan:
a.       Prinsip akuntansi alternative (alternative accounting principles). GAAP memang memperbolehkan penggunaan prinsip akuntansi alternative, tetapi pengguna laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang pilihan akuntansi yang dipilih perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan.
b.       Estimasi akuntansi (accounting estimate). Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu.

B.     HUBUNGAN AUDITOR INDEPENDEN
Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan professional dengan empat kelompok penting, yaitu: Manajemen, dewan direksi dan komite audit, auditor internal, dan pemegang saham.
1.       MANAJEMEN
Dalam konteks auditing, manajemen menunjuk pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan personel kunci sebagai penyelia (supervisor). Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi luas antara auditor dan manajemen. Untuk mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit, seringkali auditor memerlukan data rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan auditor terhadap asersi manajemen dapat disebut sebagai keraguan professional (professional skepticism).
2.       DEWAN DIREKSI DAN KOMITE AUDIT
Hubungan auditor dengan para direktur sebagian besar tergantung pada komposisi dewan itu sendiri. Bila dewan terutama dari para pejabat perusahaan, maka hubungan auditor, dewan dan manajemen pada dasarnya adalah satu dan sama. Namun, apabila dewan terdiri dari sejumlah anggota yang berasal dari luar perusahaan, mungkin terdapat hubungan yang sedikit berbeda. Dalam hal ini, komite audit yang ditunjuk terutama terdiri dari anggota yang berasal dari luar dewan, dapat bertindak sebagai penghubung antara auditor dan manajemen.
Adapun fungsi suatu komite audit yang secara langsung mempengaruhi auditor independen adalah:
·         Mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit tahunan
·         Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
·         Mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan masalah-masalah besar yang dijumpai selama pelaksanaan audit.
·         Me-review laporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada saat penyelesaian penugasan.
3.       AUDITOR INTERNAL
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Sebagai contoh, manajemen dapat meminta auditor independen untuk me-review kegiatan auditor internal yang telah direncanakan untuk tahun berjalan serta melaporkan mutu kerja mereka. Auditor independen juga memiliki kepentingan langsung dengan pekerjaan auditor internal yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern klien.
4.       PEMEGANG SAHAM
Para pemegang saham sangat mengandalkan laporan keuangan yang telah di audit untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan tugas yang dibebankan dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham sebagai pengguna utama laporan auditor. Selama pelaksanaan suatu penugasan, auditor mungkin tidak berhubungan langsung dengan pemegang saham, tetapi auditor diperbolehkan mengikuti rapat umum pemegang saham serta memberikan tanggapan langsung atas pertanyaan-pertanyaan para pemegang saham.

C.     STANDAR AUDITING
Adapun tiga organisasi yang menetapkan standar auditing di Amerika Serikat yakni AICPA, IIA, dan GAO. Divisi standar auditing pada AICPA bertanggung jawab menetapkan standar audit untuk profesi akuntan public. Salah satunya ialah Auditing Standards Board (ASB) atau dewan standar auditing sebagai badan teknis untuk menerbitkan dan mengumumkan standar audit, selain itu ASB juga bertanggung jawab menyediakan pedoman bagi para auditor untuk mengimplementasikan pengumuman tersebut dengan cara memberikan persetujuan atas interpretasi serta pedoman audit yang disusun oleh staf dari divisi standar auditing.
Kemudian pengumuman ASB disebut Statements on Auditing Standars (SAS) (pernyataan standar auditing). SAS menjelaskan sifat dan luasnya tanggung jawab seorang auditor serta menawarkan bimbingan bagi seorang auditor yang melaksanakan audit. Ketika diterbitkan, SAS dan semua interpretasi audit yang terkait diberi nomor kode AU.
Standar yang diakui secara luas ialah sepuluh standar auditing yang berlaku umum. Yakni :
a.       Standar Umum
§  Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai seorang auditor
§  Dalam sebuah hal yang berkaitan dengan perikatan, auditor harus senantiasa menjaga sikap mental independen
§  Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b.       Standar  Pekerjaan Lapangan
§  Pekerjaan harus direncanakan dengan matang dan apabila digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
§  Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh agar dapat merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
§  Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, observasi, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c.       Standar Pelaporan
§  Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
§  Laporan auditor harus menunjukkan keadaan di mana prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang diterapkan pada periode sebelumnya.
§  Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
§  Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara menyeluruh, atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat yang menyeluruh tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
1.       PENERAPAN STANDAR AUDITING
Standar auditing dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien.
Konsep materialitas dan risiko akan mempengaruhi aplikasi seluruh standar, khususnya pada standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Materialitas berkaitan dengan arti penting relative sesuatu hal (benda, jasa, atau nilai). Sedangkan risiko berkaitan dengan kemungkinan sesuatu hal itu tidak benar.
2.       HUBUNGAN ANTARA STANDAR AUDITING DENGAN PROSEDUR AUDITING
Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang digunakan serta tindakan yang dilakukan oleh auditor selama audit berlangsung. Prosedur auditing meliputi langkah-langkah seperti, menghitung kas kecil, memeriksa rekonsiliasi bank yang disusun oleh klien, mengamati perhitungan persediaan serta menginspeksi keabsahan kendaraan bermotor yang dibeli perusahaan. Berbeda dengan standar auditing yang diterapkan pada setiap audit laporan keuangan, maka prosedur auditing dapat berbeda antara satu klien dengan klien lainnya, karena kegiatan kedua klien tersebut berbeda.

D.     KEYAKINAN YANG DISEDIAKAN OLEH AUDIT
1.       INDEPENDENSI AUDITOR
Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Hal itu berarti bahwa auditor akan bersikap netral terhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersikap objektif. Meskipun entitas adalah klien auditor, namun CPA tetap memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada para pengguna laporan auditor yang jelas telah diketahui. Independensi, integritas, dan objektivitas auditor , mendorong pihak ketiga untuk menggunakan laporan keuangan yang tercakup dalam laporan auditor dengan rasa yakin dan percaya sepenuhnya.
2.       KEYAKINAN YANG MEMADAI
Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Konsep keyakinan yang memadai menunjukkan bahwa dalam audit telah dilakukan sejumlah pengujian. Yang lazim dilakukan auditor adalah memilih beberapa butir dan menerapkan sejumlah prosedur atas butir-butir terpilih guna membentuk suatu pendapat atas laporan keuangan. Konsep keyakinan yang memadai juga menunjukkan bahwa laporan keuangan manajemen mencantumkan adanya estimasi yang tidak pasti.
3.       DETEKSI KECURANGAN
Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) terdiri dari tindakan seperti:
§  Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan.
§  Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwa-peristiwa, transaksi atau informasi signifikan yang ada dalam laporan keuangan.
Penyalahgunaan aset (misappropriation of assets) dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain yaitu menggelapkan penerimaan, mencuri aset, menyebabkan entitas membayar barang dan jasa yang tidak diterima.
§  Tanggung jawab untuk mendeteksi mecurangan
§  Taggung jawab untuk melaporkan keuangan
4.       TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM KLIEN
Tindakan melanggar hukum (illegal act) meliputi pembayaran suap, mengambil bagian dalam kegiatan politik yang melanggar hukum, pelanggaran ketentuan pemerintah dan hukum tertentu lainnya.
a.       Tanggung jawab untuk mendeteksi tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien
b.       Tanggung jawab untuk melaporkan tindakan melanggar hukum

5.       KEYAKINAN TENTANG KELANGSUNGAN USAHA KLIEN
Tujuan utama suatu audit adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangn disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP. AU 341, The Auditor’s Consideration of an Entity’s Ability to Continue as a Going Concern (SAS 59), menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going corcern) dalam periode waktu yang memadai, tidak melampaui satu tahun setelah tanggal laporan keuangan di audit.

E.      LAPORAN AUDITOR
Laporan audit adalah suatu media formal yang yang digunakan oleh auditor sebaga alat komunikasi kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan yang di audit. Dalam menerbitkan laporan audit terdapat empat standar pelaporan yang ditetapkan dalam laporan standar auditing yang berlaku umum, standar tersebut harus di penuhi oleh auditor .
1.       LAPORAN STANDAR
Laporan standar merupakan laporan yang lazim diterbitkan. Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) atau atau yang lebih kita kenal dengan singkatan WTP yang menyajikan laporan keuangan secara wajar dan sesuai dengan prinsip yang berlaku secara umum.
Perlu di perhatikan, dalam laporan standar memiliki tiga paragraf  yaitu sebagai berikut:
a.       Paragraf pendahuluan (introductory pharagraph), ini memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utamanya yaitu untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor.
b.       Paragraf ruang lingkup (scope paragraph) menguraikan kejelasan sifat dan ruang lingkup audit.
c.       Paragraf pendapat (opinion paragraph) memenuhi empat standar pelaporan.
2.       PENYIMPANGAN DARI LAPORAN STANDAR
Salah satu dari dua kategori penggolongan penyimpangan dari laporan standar terdiri atas:
a.       Laporan standar dengan bahasa penjelasan, perbedaa ciri yang ada dalamkategori jenis lapotan ini adalah bahwa paragraph pendapat tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified), karena laporan keuangan sesuai dengan GAAP. Namun ada beberapa kondisi yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelasan atau bahasa penjelasan lain pada laporan standar.
b.       Jenis-jenis pendapat lain, jenis laporan ini diterapkan apabilaterjadi salah satu kondisi berikut ini:
·         Laporan standar mengandung penyimpangan yang material dari GAAP.
·         Auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan dengan salah satu atau lebihasersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar yang memadai untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecalian atas laporan keuangan secara keseluruhan.
Dalam hal ini, auditor akan memnyatakan salah satu pendapat dari jenis pendapa berikut ini:
·         Pendapat wajar dengan pengecualian yang menyatakan bahwa kecuali dampak dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan keuangan menyajikan secara wajar… sesuai dengan GAAP.
·         Pendapat tidak wajar, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar… sesuai GAAP.
·         Menolak memberikan pendapat, yang menyatakan bahwa auditor tidak memberikan pendapat atas jasa laporan keuangan.
3.       LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN MANAJEMEN
Dalam hal ini disebutkan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan sedangkan auditor bertanggung jawab untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Hal ini ditekankan auditor pada paragraph pendahuluan.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“SISTEM INFORMASI MANAJEMEN” MENGELOLA PENGETAHUAN

“SISTEM INFORMASI MANAJEMEN” MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEDEKATAN DENGAN PELANGGAN: APLIKASI PERUSAHAAN

RESUME SIM MENGELOLA SISTEM GLOBAL