MARERIALITAS DAN RISIKO AUDIT


NAMA       : HARNADI (10800112073)
MARERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

A.    TINJAUAN UMUM
Materialitas mengukur apa yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomis. Tanggung jawab auditor ialah mengurangi sampai ketingkat rendah yang tepat, probabilitas bahwa gabungan salah saji yang tidak dikoreksi dan yang tidak ditemukan  dalam laporan keuangan melampaui angka materialitas menyeluruh.
Jika auditor sekedar merencanakan akan melaksanakan prosedur audit yang akan mengidenifikasi salah saji individual melampaui 100 juta, ada resiko gabungan dari salah saji individual yang tidak material yang tidak berhasil diidentifikasi dalam audit tersebut.
B.    PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN
Materialitas dugunakan untuk membuat dan mengaudit laporan keuangan. Auditor menentukan materialitas berdasarkan persepsinya mengenai kebutuhan pemakai (laporan). Dalam menerapkan kearifan profesionalnya, layak bagi auditor mengasumsikan pemakai laporan keuangan :
·         Mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bisnis, kegiatan ekonomis, dan akuntansi, dan punya keinginan untuk mempelajari informasi dalam laporan keuangan dangan cukup cermat
·         Memahami bahwa laporan keuangan dibuat dan diaudit pada tingkat materialitas (dan mengabaikan yang tidak material)
·         Menerima ketidakpastian yang inheren dalam penggunaan estimasi, judgment, dan pertimbangan mengenai peristiwa dikemudian hari (seperti potensi resesi ekonomi, potensi bangkrut, potensi nasabah besar tidak bisa membayar, dan lain-lain)
·         Membuat keputusan ekonomis yang wajar (reasonable economic decision) atas dasar informasi dalam laporan keuangan.
C.   SIFAT SALAH SAJI
Salah saji atau misstatements bisa terjadi karena berbagai sebab, dan dapat dikelompokkan menurut:
·         Ukuran, berapa besarnya salah saji dalam ukuran uang, misalnya salah saji yang ditemukan berjumlah Rp.100 juta, ini merupakan ukuran kuantitatif dari suatu salah saji.
·         Sifat salah saji tersebut, ini merupakan ukuran kualitatif dari suatu salah saji.
·         Situasi disekitar terjadinya salah saji tersebut.
Salah saji yang lazim ditemukan, antara lain:
·         Kesalahan dan kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan
·         Penyimpangan terhadap kerangka pelaporan keuangan yang digunakan
·         Kecurangan yang dilakukan karyawan atau manajemen
·         Kesalahan manajemen
·         Pembuatan estimasi yang akurat atau tidak tepat
·         Penjelasan yang keliru, tidak tepat atau tidak lengkap mengenai kebijakan akuntansi atau hal lain dalam catatan laporan keuangan
D.   MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
Materialitas berkaitan erat dengan risiko audit. Keduanya menjadi bahan pertimbangan penting dalam proses audit.
Risiko audit adalah kemungkinan auditor memberikan pendapat yang keliru atas laporan keuangan yang mengandung salah saji yang material.
Risiko audit atau audit risk (AR) dapat dirumuskan sebagai berikut:

AR = RMM x DR
Dimana : AR = audit risk, RMM = risiko salah saji yang material, dan DR = detection risk

Materialitas dan risiko audit terus diperhatikan sepanjang audit, dengan :
·         Mengidentifikasi dan menilai RMM
·         Menentukan sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit lanjutan
·         Menentukan revisi atas materialitas dengan informasi baru yang diperoleh selama audit. Ini berarti informasi baru itu membuat auditor menetapkan angka materialitas yang berbeda dari apa yang ditetapkannya pada awal audit
·         Mengevaluasi dampak salah saji yang tidak dikoreksi terhadap laporan keuangan dan merumuskan pendapat auditor
E.    MATERIALITAS UNTUK LAPORAN KEUANGAN SECARA MENYELURUH
Materialitas untuk laporan keungan secara menyeluruh (overall materiality) didasarkan atas persepsi auditor mengenai kebutuhan informasi keuangan dari pemakai laporan keuangan. Ini umumnya dan seharusnya ditetapkan sebesar angka materialitas yang digunakan pembuat laporan keuangan. Dengan kearifan profesionalnya, auditor akan menetapkan materialitas pada angka salah saji tertinggi yang tidak akan berdampak pada keputusan ekonomis yang dibuat pemakai laporan keuangan.
Angka overall matearity menjadi salah satu factor yang pada akhirnya menjadi ukuran yang dipakai untuk menilai sukses atau gagalnya audit. Misalnya overall materiality ditetapkan sebesar 20 juta. maka Jika sesudah dilaksanakannya proses audit terdapat hal-hal sebagai berikut :
·         Tidak ada salah saji yang ditemukan, sehingga auditor memberikan pendapat WTP
·         Beberapa salah saji yang kecil-kecil (immaterial) ditemukan dan tidak dikoreksi, maka auditor memberikan pendapat WTP
·         Salah saji yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas (20 juta) ditemukan, dan manajemen tidak bersedia mengoreksinya, maka auditor memberikan pendapat WDP atau pendapat TW (tidak wajar)
·         Ada salah saji yang tidak dikoreksi melampaui angka materialitas (20 juta) didalam laporan keuangan, tetapi tdk ditemukan auditor, auditor secara keliru memberikan pendapat WTP.
Auditor kadang-kadang tergoda untuk menurunkan angka overall materiality ketika resiko salah saji yang material dinilai tinggi. Hal tersebut tidaklah benar. Karena overall materiality menjawab kebutuhan pemakai laporan keuangan, dan bukan tingkat risiko audit risk.
Oleh karena overall materiality ditetapkan sehubungan dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan, angka overall materiality tidak diubah sebagai akibat temuan audit dan perubahan dalam risiko yang dinilai (assessed risk). Overall materiality harus dimutakhirkan ketika auditor mengetahui adanya informasi yang menyebabkan penetapan angka materialitas seharusnya berbeda dari apa yang ditetapkan semula.
Pada penyelesaian audit, overall materiality akan digunakan untuk mengevaluasi dampak salah saji yang tidak teridentifikasi dalam laporan keuangann dan tepatnya pendapat auditor.
F.    PERFORMANCE MATERIALITY
Performance materiality memungkinkan auditor menangani risiko salah saji dalam jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tanpa harus mengubah overall materiality. Performance materiality memungkinkan auditor menetapkan angka materialitas berdasarkan overall materiality, tetapi lebih rendah dari overall materiality untuk mencerminkan detection risk (resiko tidak terdeteksinya salah saji) dan untuk mencerminkan penilaian risiko. Angka yang lebih rendah berfungsi sebagai penyangga (buffer) antara performance materiality (yang digunakan untuk menentukan sifat dan luasnya prosedur audit yang harus dilaksanakan) dengan overall materiality (materialitas menyeluruh).
Menetapkan angka performance materiality yang tepat memerlukan kearifan professional (professional judgment), dan bukan sekedar hitung-hitungan sederhana atau penerapan table-tabel. Penerapan kearifan professional memperhitungkan hal-hal dalam menangani risiko audit, seperti :
·         Memahami entitas dan hasil dari pelaksanaan prosedur risk assessment
·         Sifat dan luasnya salah saji yang terungkap dalam audit terdahulu
·         Ekspektasi mengenai salah saji dalam tahun berjalan.
G.   MENDOKUMENTASIKAN  MATERIALITAS
Karena angka materialitas ditentukan berdasarkan kearifan professional, sangatlah penting factor-faktor dan angka-angka yang digunakan dalam materialitas pada berbagai tingkat, mendokumentasikan dengan baik. Dokumentasi ini terjadi selama :
·         Tahap perencanaan, ketika keputusan dibuat mengenai luasnya pekerjaan audit yang harus dilaksanakan
·         Auidit, jika berdasarkan temuan audit, diperlukan revisi atas overall materiality atau performance materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu.
Dokumentasi materialitas berkenaan dengan :
1.    pemakai laporan keuangan
2.    factor yang digunakan untuk menetapkan :
·         materialitas laporan keuangan secara keseluruhan dan pada tingkat transaksi, saldo akun atau disclosures tertentu.
·         Performance materiality
3.    Revisi angka materialitas pada butir dua diatas, selama audit berlangsung.

PROSEDUR PENILAIAN RESIKO
A.   Bukti Audit
Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian resiko pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengedintifikasi risiko bisnis dan risiko kecurangan yang bisa berdampak pada salah saji yang material. Auditor menyelidiki dengan saksama keadaan yang menimbulkan keraguan tentang kemapuan entitas melanjutkan usahanya (going concert).
B.   Ketiga Prosedur Penilaian Risiko
1.    Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquires of management and others)
2.    Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)
3.    Prosedur analitikal (analycal procedures).
Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam banyak situasi, hasil dari satu prosedur akan membawa pada prosedur lain.
C.   Menanyakan Kepada Manajemen dan Pihak Lain
Kutipan dari ISA 240  tentang prosedur “Menanyakan kepada manajemen dan pihak lain”, termasuk menanyakan masalah kecurangan, disajikan di bawah.
ISA 240.17
Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang :
a.    Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas dan berapa seringnya penilaian tersebut dilakukan.
b.    Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapin risiko kecuranagn dalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang di identifikasi oleh manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen, atau risiko kecurangan mungkin terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan.
c.    Kominikasi manajemen dengan TCWG mengenai prose yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu, dan
d.    Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang pandangan manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan perilaku etis.
ISA 240.18
Auditor wajib menanyakan kepada manajemen, dan pihak lain di dalam entitas (jika perlu), untuk menentukan apakah mereka mengetahui kecurangan yang terjadi, yang disangka terjadi, atau yang di tuduhkan, yang mempunyai dampak pada entitas.
ISA 240.20
Kecuali jika TCWG terlibat dalam mengelola entitas, auditor wajib memperoleh pemahaman tentang bagaimana TCWG melaksanakan pengawasan terhadap proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kevurangan dalam entitas  itu dan penegendalian intern yang dibangun manajemen untuk menanggulangi risiko tersebut.
ISA 240.21
Kecuali jika TCWG terlibat dalam menegelola entitas, auditor wajib menanyakan kepada TCWG untuk menentukan apakah TCWG menegetahui tentang kecurangan yang terjadi, yang dicurigai, atau yang dituduhkan, yang berdampak pada entitas. Pertanyaan ini diajukan untuk memperkuat tanggapan atas pertanyaan serupa kepada manajemen.
D.   Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu mengidentifikasi hal-hal yang mempuntai implikasi terhadap laporan keuangan dan audit. Sebagai contoh, segala sesuatu yang bersifat luar biasa, seperti transaksi atau peristiwa luar biasa, angka-angka yang terlalu tinggi, rasio-rasio yang “melenceng” dan tren yang ganjil.
Di samping sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitikal juga dapat digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam :
·         Memperoleh bukti menegenai asersi laporan keuangan.
·         Melakukan review menyeluruh atas laporan keuanagan pada atau menjelang akhir audit.
Hasil prosedur analitikal dibandingkan dengan informasi yang dikumpulkan untuk :
·         Mengidentifikasi risiko salah saji yang material menegenai asersi yang terkandung dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan dan
·         Membantu merancang sifat, waktu dan luasnya prosedur audit selanjutnya.
Entitas kecil mungkin tidak dapat menyediakan informasi keuanagan yang mutakhir. Mereka mungkin tidak menyiapkan laporan keuangan bulanan. Dlam hal ini, beberapa informasi mungkin di eproleh melalui prosedur inquiry, namun inquiries yang lebih detail harus menunggu sampai draf awal laporan keuangan sudah tersedia.
E.    Observasi (Pengamatan) dan Inspeksi
Observasi atau pengamatan dan inspeksi (observation and inspection) mempunyai dua fungsi :
1.    Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan pihak-pihak lain, dan
2.    Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya.
Prosedur
Potensi Penerapannya
Observasi
Pertimbangan untuk mengamati :
§  Bagaimana entitas beroperasi dan dikelola
§  Bangunan, pabrik dan fasilitas lainnya yang digunakan atau dimiliki entitas
§  Gaya kepemimpinan manajemen dalam bidang operasional dan sikapnya terhadap pengendalian intern
§  Pelaksanaan berbagai prosedur penegndalian intern, dan
§  Kepatuhan tehadap kebijakan utama
Inspeksi
Pertimbangan untuk menginspeksi dokumen seperti :
§  Rencana bisnin, strategi, dan proposal bisnis
§  Kajian industry dan laporan media mengenai entitas
§  Kontrak dan komitmen besar
§  Ketentuan perundangan dan korespondensi dengan regulator
§  Korenspondensi dengan pengacara, banker, dan pemangku kepentingan lainnya
§  Kebijakan dan catatan akuntansi
§  Buku pedoman (manuals) penegndalian intern
§  Laporan yang dibuat manajemen (seperti data kinerja dan laporan keuangan interim), dan
§  Laporan lain, seperti risalah rapat TCWG dan laporan konsultan dan lain-lain.



F.    Sumber Lain Mengenai Risiko
Sumber
Penjelasan
Prosedur menerima/melanjutkan klien
Ini adalah prosedur yang dilakukan sebelum audit di mulai, yakni untuk memutuskan  apakah KAP akan menerima atau meneruskan audit untuk entitas yang sudah menjadi kliennya tahun lalu. Ada informasi penting dari prosedur ini yang relevandalm menilai risiko
Penguasaan masa lalu
Pengalaman dari penugasan audit atau penugasan lain di entitas tersebut pada masa yang lalu, bisa dimanfaatkan untuk menilai risiko tahun ini, contoh :
§  Hal-hal yang menjadi perhatian dalam audit yang lalu
§  Kelemahan dalam pengendalian intern
§  Perubahan struktur organisasi, proses bisnis, dan pengendalian intern, dan
§  Salah saji di masa yang lalu dan apakah salah saji ini dikoreksi tepat waktu.
Informasi eksternal
§  Inquiries pada pengacara atau ahli penilaian yang digunakan entitas
§  Review atas laporan yang dibuat bank lembaga pemeringkat (rating agencies)
§  Informasi mengenai industry yang bersangkutan dan keadaan ekonomi (dari internet, terbitan, asosiasi perusahaan sejenis, jurnal-jurnal ekonomi dan keuangan, dan lain-lain
Diskusi tim audit
Diskusi tim audit (termasuk engagement partnernya) mengenai kerawanan laporan keuanga entitas tersebut terhadap risiko-risiko tertentu.



Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Best merit casino for US players
    Best 메리트카지노 merit casino for US players the casino has one of the biggest casino apps in the world and a top-tier experience to offer players with Best merit casino for US players: PlayBingo - The Best USA Online Casino🏆 Best for Canada: NetEnt💸 Top Best for New Zealand septcasino Players: Casimba📱 메리트 카지노 고객센터 Top UK casino sites: LeoVegas Casino

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“SISTEM INFORMASI MANAJEMEN” MENGELOLA PENGETAHUAN

“SISTEM INFORMASI MANAJEMEN” MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEDEKATAN DENGAN PELANGGAN: APLIKASI PERUSAHAAN

RESUME SIM MENGELOLA SISTEM GLOBAL