E-Business
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
E-Business merupakan kegiatan
berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa,
tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (baik
individual maupun instansi). E-business diturunkan dari istilah seperti
“e-mail” dan “e-commerce”, yaitu bisnis di internet. E-business adalah istilah
yang lebih umum dari e-commerce karena tidak hanya mengarah pada aktifitas membeli
dan menjual melainkan melayani konsumen dan bekerja sama dengan rekan-rekan
bisnis lainnya atau dengan kata lain E-business merupakan interaksi dengan
rekan-rekan bisnis.
Electronic Commerce di definisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk,jasa,
dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan
computer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet. Electronic
Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business
(bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission (Hildamizanthi.
2011). Dalam mengimplementasikan e-commerce tersedia suatu integrasi
rantai nilai dari infrastrukturnya, yang terdiri dari tiga lapis. Pertama,
insfrastruktur sistem distribusi (flow of good); kedua, insfrastruktur
pembayaran (flow of money); dan ketiga, infrastruktur sistem informasi (flow
of information).
Salah satu karakteristik bisnis
global adalah electronic business atau e-business. Model bisnis ini menekankan
pertukaran informasi dan transaksi bisnis yang bersifat paperless, melalui
Electronic Data Interechange (EDI). e-mail, electronic bulletin boards,
electronic fund transfer, dan teknologi lain yang berbasis jaringan .
Popularitas e-business ditunjang oleh
tiga factor utama yaitu :
1.
Kompetisi yang semakin intensif,
perekonomian global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang
semakin bertambah besar.
2.
Factor social dan lingkungan seperti
seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah,
kesadaran dan tuntutan akan praktik etis, kesadaran dan tanggung jawab social
perusahaan, dan perubahan politik.
3.
Factor teknologi, meliputi
singkatnya usia siklus hidup produk dan teknologi, inovasi yang muncul hampir
setiap waktu,informasi overloaded, dan berkurangnya resiko biaya teknologi
terhadap kinerja.
Proses yang ada dalam E-commerce
adalah sebagai berikut :
o
Presentasi elektronis
(pembuatan website) untuk produk dan layanan.
o
Pemesanan secara
langsung dan tersedianya tagihan.
o
Otomatisasi akun
pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor Kartu Kredit).
o
Pembayaran yang
dilakukan secara Langsung (online) dan penanganan transaksi.
Perspektif E-commerce.
E-commerce (electronic commerce)
merupakan istilah yang digunakan oleh perusahaan untuk menjual dan membeli
sebuah produk secara online. E-commerce didefinisikan dari
beberapa perspektif (Kalakota dan Whinston (1997) yaitu berdasarkan komunikasi,
proses bisnis, layanan, dan online.
Definisi e-commerce berdasarkan
beberapa prespektif yang telah disebutkan yaitu :
o
Perspektif Komunikasi (Communications),
Menurut perspektif ini, e-commerce merupakan pengiriman informasi,
produk/jasa, dan pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana
elektronik lainnya.
o
Perspektif Proses bisnis
(Business), Menurut perspektif ini, e-commerce merupakan aplikasi
o
teknologi menuju
otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan (work flow).
o
Perspektif layanan (Service),
Menurut perspektif ini e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika
meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
o
Perspektif Online (Online),
Menurut perspektif ini e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual
beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.
B. Jenis-Jenis E-COMMERCE
E-commerce dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang memiliki karakteristik
berbeda-beda.
Business to Consumer
(B2C)
Business to Consumer
e-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
o
Terbuka untuk umum,
dimana informasi disebarkan ke umum.
o
Pelayanan (service) yang
diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan
oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan
maka layanan diberikan dengan menggunakan basis Web.
o
Layanan diberikan
berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan
produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
o
Pendekatan client/server
sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan
sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure)
diletakkan di sisi server.
Perdagangan Kolabratif (collaborative
commerce)
Dalam c-commerce, para
mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau menjual) secara elektronik.
Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di
sepanjang rantai pasokan.
Consumen to consumen
C2C)
Dalam C2C seseorang
menjual produk atau jasa ke orang lain. Dapat juga disebut sebagai pelanggan ke
palanggan yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain.
o
Lelang C2C, Dalam
lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak.
Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com,
auctionanything.com;
o
Iklan Kecik, Orang
mejual ke orang lainnya setiap hari melalui iklan kecik (classified ad) di
koran dan majalah. Iklan kecik berbasis internet memiliki satu keunggulan besar
daripada berbagai jenis iklan kecik yang lebih tradisional:
o
Layanan Personal. Banyak
layanan personal (pengacara, tukang, pembuat laporan pajak, penasehat
investasi, layanan kencan) tersedia di internet.
Comsumen to Business
(C2B)
Dalam C2B konsumen
memeritahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok
bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. Contohnya di
priceline.com, dimana pelanggan menyebutkan produk dan harga yang diinginkan,
dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.
Perdagangan Intrabisnis
(Intraorganisasional)
Dalam situasi ini
perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk memperbaiki
operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai e-commerce B2E (business
to its employees) yang digambarkan dalam studi kasus terbuka.
Pemerintah ke Warga (Goverment
to Citizen—G2C)
Dalam kondisi ini sebuah
unit atau lembaga pemerintah menyediakan layanan ke para masyarakat melalui
teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan
berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan (G2B).
E-goverment yaitu penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara
khusus untuk mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis,
dan pemasok entitas pemerintah e-goverment dapat dibagi menjadi tiga
kategori:
o
Pemerintah ke Warga (Goverment
to Citizen), Lembaga pemerintah makin banyak yang menggunakan internet
untuk menyediakan layanan pada warga.
o
Pemerintah ke Perusahaan
(Goverment to Business), Pemerintah menggunakan internet untuk menjual
dan membeli dari perusahaan.
o
Pemerintah ke Pemerintah
Goverment to Government). Meliputi e-Commerce intrapemerintah
(transaksi antar pemerintah yang berbeda).
Perdagangan Mobile
(mobile commerce/ m-commerce).
Ketika e-commerce dilakukan
dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon selluler untuk
mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini disebut m-commerce.
C.
Tahap-Tahap Proses E-Commerce
o
Tahap Perencanaan, tahap
ini pembuat sistem mencoba memahami permasalahan yang muncul dan
mendefinisikannya secara rinci. Tim kemudian menentukan tujuan pembuatan sistem
dan mengidentifikasikan kendala-kendalanya. Hasilnya dituangkan daam sebuah
proposal proyek yang memuat teknologi informasi, dan prioritas-prioritas sistem
informasi (e-business)
o
Tahap Anaisis, tahap ini
tim pembuat sistem akan menganaisis permasalahan secara lebih mendalam dengan
menyusun studi kelayakan. Menurut Mc.Leod, ada enam dimensi kelayakan yaitu:
1.
Kelayakan teknis
2.
Pengembalian ekonomis
3.
Pengembalian non
ekonomis
4.
Hukum dan etika
5.
Operasional
6.
Jadwal
o
Tahap Perancangan,
dengan memahami sistem sebelumnya dan kriteria sistem yang akan dibangun, tim
penyusun dapat terebih dahulu membuat rancangan sistem informasi e-business.
Selain memerhatikan hasil rekomendasi yang dihasilkan dalam tahap studi
kelayakan, tim pembuat juga harus memperhatikan :
1.
Kebutuhan perusahaan
e-business
2.
Kebutuhan operator
3.
Kebutuhan pemakai
4.
Kebutuhan teknis
o
Tahap Penerapan, tahap
ini merupakan kegiatan untuk melaksanakan atau mengiplementasikan rancangan
yang telah disusun sebelumnya agar dapat diwujudkan. Proses implementasi untuk
prosedur di dalam teknologi computer akan menggunakan bahasa computer.
o
Tahap Evaluasi, pada
tahap ini, dilakukan ujicoba sistem yang telah selesai disusun. Proses uji coba
diperlukan untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar sesuai
karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahan-kesalahan yang terkandung
di dalamnya.
o
Tahap Pengunaan dan
Pemeliharaan, pada tahap ini sistem yang telah diuji coba dinyatakan lolos dan
dapat mulai digunakan untuk menangani proses e-business yang sesungguhnya.
D.Proses dan kategori
E-Commerce
Pengendalian akses dan
keamanan, Situs e-commerce harus memberikan rasa
percaya dan akses yang aman untuk berbagai pihak dalam transaksi e-commerce,
misalkan dengan adanya kata kunci (password), kunci enskipsi,
sertifikasi, atau tanda tangan digital. Kemudian ada otorisasi akses yang hanya
ke bagian tertentu saja sehingga hanya para pelanggan yang terdaftar saja yang
dapat mengakses informasi dan aplikasi yang ada. Pengendalian akses dan
keamanan ini perlu dilakukan untuk melindungi sumber daya situs e-commerce dari
berbagai ancaman seperti peretas (hacker), pencurian password atau
nomor kartu kredit, atau menghindari kegagalan sistem.
1.
Membuat profil dan
personalisasi, Proses pembuatan profil
dan personilasasi menggunakan alat pembuat profil seperti pendaftaran, file
cookie, software penelusur perilaku dalam situs web dan respon
pemakai. Profil ini digunakan untuk mengenali kita sebagai pemakai individual,
memberikan tampilan personalisasi, saran atas produk dan iklan web. Tujuan
proses pembuatan profile ini untuk tujuan manajemen rekening, pembayaran, mengumpulkan
data mengenai manajemen hubungan pelanggan, perencanaan pemasaran, dan untuk
manajemen situs web itu sendiri.
2.
Manajemen pencarian, Software e-commerce harus meliputi komponen mesin pencari
situs web untuk dapat membantu para pelanggannya dalam menemukan produk dan
jasa tertentu yang mereka inginkan untuk dievaluasi atau dibeli.
3. Manajemen isi dan katalog, Isi
e-commerce sebagian besar berbentuk katalog multimedia yang memuat
informasi produk sehingga membuat dan mengelola catalog merupakan rangkaian
utama dari manajemen isi.
4.
Manajemen arus kerja, Sistem arus kerja e-business digunakan untuk membantu para
karyawan secara elektronik bekerja sama untuk menyelesaikan tugas pekerjaan
dengan menggunakan mesin software arus kerja (workflow software engine). Sistem
ini memastikan bahwa transaksi, keputusan, dan aktivitas kerja yang tepat
dilakukan, serta data dan dokumen yang benar telah dikirimkan ke para karyawan,
pelanggan, pemasok, dan pihak stakeholder.
5.
Pemberitahuan kegiatan, Proses pemberitahuan kegiatan (event notification) memainkan
peranan penting dalam sistem e-commerce karena sistem ini digunakan
untuk memonitor semua proses e-commerce dan mencatat semua kegiatan yang
relevan, termasuk perubahan mendadak atau ketika dalam masalah. Sistem ini akan
memberitahukan kepada para pelanggan, pemasok, dan pegawai serta stakeholder
mengenai semua kegiatan transaksi yang berkaitan dengan status mereka
dengan melalui pesan elektronik seperti e-mail, newsgroup,
penyeranta (pager), atau fax.
6.
Kerjasama dan
perdagangan, Tujuan utama e-commerce
adalah untuk mendukung kesepakatan kerjasama dan layanan perdagangan yang
dibutuhkan oleh para pelanggan, pemasok, dan stakeholder lainnya.
Seperti halnya dalam e-business, sistem e-commerce juga fokus
menumbuhkan komunitas berkepentingan online untuk meningkatkan layanan
pelanggan dan membangun loyalitasnya.
E. Manfaat E-commerce
bagi Organisasi, Konsumen, Masyarakat luas, dan Dunia Akademis.
Bagi Organisasi:
o
Memperluas pasar hingga
mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bisa menjangkau
lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi dengan
mitra bisnis yang dinilai paling cocok
o
Menekan biaya menyusun,
memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan mengakses informasi berbasis kertas
o
Memungkinkan perusahaan
mewujudkan bisnis yang sangat terspesialisasi.
o
Menekan biaya persediaan
dan overhead dengan cara memfasilitasi manajemen rantai nilai bertipe “pull”
yang prosesnya berawal dari pesanan pelanggan dan menggunakan pemanufakturan just-in-time.
o
Menekan waktu antara
pembayaran dan penerimaan produk/jasa.
o
Meningkatkan
produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis
o
Menekan biaya
telekomunikasi.
Bagi Konsumen:
o
Memungkinkan konsumen
berbelanja atau melakukan transaksi lainnya setiap saat (7 hari 24 jam).
o
Memberikan pilihan
produk dan pemasok yang lebih banyak kepada pelanggan
o
Memungkinkan konsumen
dalam mendapatkan produk dan jasa yang lebih murah, karena konsumen bisa
berbelanja di banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
o
Produk yang
terdigitalisasi, e-business memungkinkan pengiriman produk secara cepat
dan real-time.
o
Memungkinkan pelanggan
berinteraksi dengan pelanggan lainnya dalam electronik communities dan
saling bertukar gagasan dan pengalaman.
o
Memungkinkan pelanggan
berpartisipasi dalam lelang virtual.
Bagi Masyarakat luas:
o
Memungkinkan lebih
banyak orang bekerja di rumah
o
Memungkinkan beberapa
jenis barang dijual dengan harga murah
Bagi Dunia Akademis :
o
Memberi tantangan baru
bagi perguruan tinggi untuk mempersiapkan SDM yang menguasai bidang tersebut
o
Para peneiti ditantang
untuk melakukan analisis terhadap pergeseran pola bisnis, konsumsi, dan
transaksi dalam usaha menemukan kesepahaman baru dan pengembangan dan konsep
baru.
o
Membuka kerangka baru
dalam penjualan jasa pendidikan, disamping teknologi internet yang memungkinkan
dilakukan akses materi pendidikan dengan jarak jauh.
F. Dampak Positif & Negatif e-commerce Bagi
Dunia Bisnis
Dampak positif:
o
Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan yang tidak
bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
o
Dapat meningkatkan market
exposure (pangsa pasar).
o
Menurunkan biaya
operasional (operating cost).
o
Melebarkan jangkauan (global
reach).
o
Meningkatkan customer
loyality.
o
Meningkatkan supplier
management.
o
Memperpendek waktu
produksi.
o
Meningkatkan value
chain (mata rantai pendapatan).
Dampak Negatif:
o
Kehilangan segi
finansial secara langsung karena kecurangan. Seorang penipu mentransfer uang
dari rekening satu ke rekening lainnya atau diatelah mengganti semua data
finansial yang ada.
o
Pencurian informasi
rahasia yang berharga. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi
rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan
kerugian yang besar bagi si korban.
o
Kehilangan kesempatan
bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis
seperti aliran listrik tiba-tiba padam.
o
Penggunaan akses ke
sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalkan seorang peretas program (hacker)
yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan lalu memindahkan sejumlah
rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
o
Kehilangan kepercayaan
dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor seperti usaha yang
dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi
perusahaan tersebut.
o
Kerugian yang tidak
terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan dengan sengaja,
ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahan faktor manusia,
kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem
G. Kelemahan dan Kendala e-commerce
Menurut survey yang
dilakukan oleh CommerceNet para pembeli / pembelanja belum menaruh
kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang
mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk
membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul.
Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia
informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang
baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan
menyambung ke Internet, mencari situs belanja (shopping), menunggu unduh
(download) gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan
kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk
meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses
pemindaian (scanning) pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala
lembaga penelitian di CommerceNet meramalkan sebagian besar pembeli akan
berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang. Grant
mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan
informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk mencari (search
engine) menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum
terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya
produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang
diberikan kompetitor lain lebih murah. Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang
ada memang tidak serumit di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti
para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce
mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi
yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya.
Masalah yang barangkali
menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada
pelanggan dan penyalur (supplier) hal ini merupakan strategi utama dalam
sistem e-commerce bisnis ke bisnis. Kunci utama untuk memecahkan masalah
adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri
pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya
adalah sebetulnya merchant harus merestrukturisasi operasi mereka untuk
mengambil keuntungan maksimal dari ecommerce. Grant mengatakan, “E-commerce
is just like any automation – it amplifies problems with their operation they
already had.”
H. Faktor Keberhasilan E-commerce
Dalam Dunia Bisnis
Dalam menciptakan
perusahaan e-commerce yang sukses dan berkelanjutan maka secara umum
tentunya perusahaan harus mencari cara untuk dapat membangun kepuasan,
loyalitas, dan hubungan baik dengan para pelanggan secara online agar mereka
tetap kembali ke toko web perusahaan kita. Kunci keberhasilan perusahaan ritel
elektronik adalah ketika perusahaan mampu mengoptimalkan beberapa faktor sukses
e-commerce seperti berikut:
o
Selection and Value, Faktor Pilihan dan nilai meliputi pilihan produk yang menarik,
harga yang bersaing, jaminan kepuasan, dan dukungan pelanggan setelah
penjualan.
o
Performance and Service,
Faktor Kinerja dan pelayanan meliputi navigasi,
proses belanja, dan pembelian serta konfirmasi pengiriman yang cepat dan
mudah.Look and Feel, Faktor Tampilan dan rasa yakni meliputi pajangan web,
situs web, area belanja, produk multimedia, halaman katalog dan fitur belanja
yang menarik.
o
Advertising and
incentives, Faktor Iklan dan
insentif meliputi : web dan promosi e-mail bersasaran serta penawaran khusus,
termasuk iklan di berbagai situs afiliasi.
o
Personal attention, Faktor perhatian personal meliputi halaman web personal,
saran produk yang dipersonalisasi, iklan web dan pemberitahuan e-mail, serta
dukungan interaktif untuk semua pelanggan.
o
Community relationship, Faktor hubungan dengan komunitas meliputi komunitas virtual para pelanggan,
pemasok, perwakilan perusahaan, dan lain-lainnya melalui newsgroup,
ruang bincang, serta berbagai hubungan ke situs-situs terkait.
o
Security and
Reliability, Faktor keamanan dan
keandalan meliputi keamanan informasi pelanggan dan transaksi di situs web,
informasi produk yang dapat dipercaya, serta pemenuhan pesanan yang dapat
diandalkan.
Aplikasi Bisnis
E-Commerce
Beberapa aplikasi
umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
o E-mail dan Messaging
o Content Management Systems
o Dokumen, spreadsheet, database
o Akunting dan sistem keuangan
o Informasi pengiriman dan pemesanan
o Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
o Sistem pembayaran domestik dan internasional
o Newsgroup
o On-line Shopping
o Conferencing
o Online Banking/internet Banking
o Product Digital/Non Digital
o Online SEO
I. Model-Model
E-Commerce di Indonesia
o Iklan Baris, merupakan salah satu bentuk e-commerce yang
tergolong sederhana, bisa dianggap sebagai evolusi dari iklan baris yang
biasanya ditemui di koran-koran ke dalam dunia online. Penjual yang menggunakan
social media atau forum untuk beriklan, biasanya tidak bisa langsung
menyelesaikan transaksi pada website yang bersangkutan. Namun penjual dan
pembeli harus berkomunikasi secara langsung untuk bertransaksi. Contoh iklan
baris : Tokobagus, Berniaga, dan FJB-Kaskus.
o Retail, merupakan jenis e-commerce yang dimana semua proses
jual-beli dilakukan melalui sistem yang sudah diterapkan oleh situs retail yang
bersangkutan. Oleh karena itu, kegiatan jual-beli di retail relatif aman, namun
biasanya pilihan produk yang tersedia tidak terlalu banyak, atau hanya fokus ke
satu-dua kategori produk. Contoh retail : Berrybenzka, Zalora, dan Lazada.
o Marketplace, bisa dianggap sebagai penyedia jasa mall online,
namun yang berjualan bukan penyedia website, melainkan anggota-anggota yang
mendaftar untuk berjualan di website marketplace yang bersangkutan. Marketplace
umumnya menyediakan lapisan keamanan tambahan untuk setiap transaksi yang
terjadi, seperti sistem pembayaran escrow atau lebih umum dikenal sebagai
rekening bersama. Jadi setiap terjadi transaksi di dalam sistem marketplace
tersebut, pihak marketplace akan menjadi pihak ketiga yang menerima pembayaran
dan menjaganya hingga produk sudah dikirimkan oleh penjual dan diterima oleh
pembeli. Setelah proses pengiriman selesai, barulah uang pembayaran diteruskan
ke pihak penjual.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tujuan implementasi e-commerce atau
e-bisnis adalah untuk mendukung efisiensi dan integritas pengelolaan data
Sumber Daya Manusia, Keuangan, Supply Chain Management/Logistic Management.
Selain itu berfungsi sebagai sarana komunikasi dan informasi bagi public dan
stakeholders lainnya. Dengan berbasiskan internet, sistem ini dapat diakses
dimana saja sesuai dengan hak akses yang telah ditentukan. Dengan pemanfaatan dan penggunaan teknologi internet
diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang
kompetitif. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah
perusahaan yang mampu melakukan implementasi teknologi ke dalam perusahaannya.
Salah satu jenis implementasi
teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk
adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce) untuk
memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun
digital. Dalam mengimplementasikan e-commerce
tersedia suatu integrasi rantai nilai dari infrastrukturnya, yang terdiri
dari tiga lapis. Pertama, insfrastruktur sistem distribusi (flow of good);
kedua, insfrastruktur pembayaran (flow of money); dan ketiga, infrastruktur
sistem informasi (flow of information). Jadi dengan adanya layanan
electronic commerce (e-commerce) ini diharapkan dapat mempermudah
pelanggan dalam bertransaksi karena dapat mengakses serta melakukan pesanan
dari berbagai tempat.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Anshar Akil,ST,MSi, 2013. Sistem Informasi
Manajemen, Penerbit Alauddin University Press, Makassar.
Wahyudi Kumorotomo, Subando Agus Margono, 1994. Sistem
Informasi Manajemen, Penerbit Gadjah Mada University Press.
Tata Sutabri, S.Kom,MM, 2003. Sistem Informasi Manajemen,
Penerbit ANDI
Komentar
Posting Komentar