Standar Laporan Audit Wajar Tampa Pengecualian
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Standar
Laporan Audit Wajar Tampa Pengecualian
Pada bab sebelumnya sudah memperkenalkan
standar laporan audit atas laporan keuangan wajar tampa pengecualian. Laporan
tersebut dikeluarkan ketika audit dilakukan sehubungan dengan standar audit
yang dapat diaplikasikan,audityor telah mengumpulkan bukti yang telah memadai
dan auditor percaya bahwa laporan keuangan sesuai dengan PABU. Standar laporan
keuangan terbagi atas dua yaitu standar laporan audit WTP untuk perusahaan
publik dan standar laporan audit WTP untuk semua entitas selain perusahaan
publik.
a.
Standar
laporan audit wajar tampa pengecualian untuk perusahaan publik
Standar laporan audit wajar tampa
pengecualian untuk perusahaan publik berisi delapan elemen yaitu judul laporan, pihak penerima,
paragraf pendahuluan,paragraf lingkup, paragaraf opini, paragraph penjelasan
yang mengacu pada audit pengendalian internal atas laporan keuangan, nama
auditor, dan tanggal laporan auditor.
b.
Standar
laporan audit wajar tampa pengecualian untuk semua entitas selain perusahaan
publik
Standar
kejelasan ASB memberikan format laporan baru untuk audit perusahaan nonpublik.
Laporan baru ASB sama dengan laporan IAASB, yaitu digunakan secara
internasional. Isi laporan ASB dan PCAOB secara esensial sama , tetapi
organisasi dan terminologinya agak berbeda. Perusahaan swasta dapat memilih
audit yang dilakukan sesuai dengan standar PCAOB, sehingga laporan audit mereka
harus memenuhi standar PCAOB. Kecuali jika terjadi sebaliknya kami menggunakan
laporan ASB seperti seperti ilustrasi yang di jelaskan dalam materi ini. Akan
tetapi laporan audit WTP yang telah
diilustrasikan dan kita bahas pada materi ini tidak mampu menjelaskan semuanya
secara wajar. Sebagia besar materi ini membahas berbagai kondisi yang
mensyaratkan modifikasi standar laporan wajar tampa pengecualian.
B.
Bahasa
Penjelasan Yang Ditambahkan
Dalam Laporan Audit Wajar Tampa Pengecualian/Tidak Dimodifikasi
Terkadang kondisi yang muncul
menyaratkan auditor untuk menambahkan bahasa penjelasan dalam standar laporan
tampa pengecualian. Dengan menambahkan bahasa penjelasan untuk paragraf yang
sudah ada di laporan atau dengan menyisifkan paragraph penjelas tambahan
tergantung pada kondisi yang ada.
a.
Susunan
kata yang dimodifikasi untuk opini yang sebagian berdasarkan laporan auditor
lain
Bahasa penjelasan ditambahkan pada paragraf
pendahuluan, lingkup dan laporan ketika opini auditor sebagian berdasarkan
opini auditor lain. Pada beberapa perikatan audit, bagian – bagian audit dapat
diselesaikan oleh kantor akuntan publik terpisah dan tidak berafiliasi.
Contohnya dalam pelaporan laporan keuangan konsulidasian, salah satu anak
perusahaan klien berada di di Negara lain yang kantor akuntanya tidak memiliki
keberadaan yang kuat, sehingga dapat di audit oleh auditor lain. Dalam beberapa
hal, auditor perusahaan induk harus di anggap sebagai auditor utama. Auditor
utama disini harus memutuskan apakah mengacu pada auditor lain dalam laporanya.
Pertama kali, auditor utama mengukur reputasi professional dan independen
auditor lain, jika auditor utama puas akan keprofesionalan dan independensi
auditor lain dengan kualitas pekerjaan mereka, opini dapat diberikan tampa
mengacu pada hasil kerja auditor lain dalam laporan auditor.
Namun dalam sebagian besar situasi ketika anak
perusahaan mempresentasikan jumblah material dalam laporan keuangan
konsulidasian, auditor utama mengacu pada auditor lain. Dalam mengacu pada
auditor lain, auditor utama berbagi tanggung jawab untuk laporan audit. Akan
tetapi jika laporan auditor lain bukan laporan standar wajar tampa pengecualian
atau tidak dimodifikasi, auditor utama perlu menentukan sifat keberadaan dan
signifikasinya sehubungan dengan keseluruhan laporan keuangan. Jika keberadaan
tidak materil untuk laporan keuangan untuk keseluruhan entitas, auditor utama
tidak perlu mengacu keberadaan dalam laporanya.
b.
Kondisi
Yang Membutuhkan Bahasa Penjelasan Dalam Paragraf Tambahan
Ada empat kondisi yang mengharuskan
auditor untuk menambah paragraph penjelasan untuk laporan wajar tampa
pengecualian ( atau tidak di modifikasi ) pada laporan keuangan klien yaitu;
·
Referensi untuk laporan audit
pengendalian internal untuk perusahaan publik.
·
Kesalahan substansial mengenai kemampuan
entitas untuk melanjutkan sebagai keberlanjutan.
·
Kuranya konsistensi pada aplikasi
prinsip akuntansi dikarenakan perubahan akuntansi.
·
Kebutuhan akan penekanan tambahan.
Empat situasi ini semuanya menyebabkan
tambahan paragraf penjelas yang mengikuti paragraph opini. Perhatikanlah bahwa
tidak diperlukan adanya modifikasi untuk susunan kata pada paragraf pengantar,
lingkuup, atau opini. Laporan audit yang diterbitkan dalam situasi ini dianggap
sebagai opini wajar tampa pengecualian tidak dimodifikasi walaupun terdapat
penambahan paragraf penjelasan.
Keberlanjutan
Asumsi dasar yang
mendasari pelaporan keuangan adalah bahwa entitas akan melanjutkan sebagai
keberlanjutan seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa standar
auditing menyatakan bahwa auditor memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi
apakah ada keraguan yang beralasan mengenai kemampuan entitas mengenai
kemampuan entitas untuk melanjutkan sebagai keberlanjutan untuk periode waktu
yang logis tidak melebihi waktu satu tahun setelah tanggal laporan diaudit.
Ketika auditor
menyimpulkan bahwa ada keraguan subtansial mengenai kemampuan entitas untuk
melanjutkan sebagai keberlanjutan, auditor harus mempertimbangkan kemungkinan
pengaruhnya pada laporan keuangan dan pengungkapan terkait.
Kurangnya konsistensi
Prinsip basis akuntansi
adalah bahwa akuntansi harus menghasilkan laporan keuangan yang konsisten dan
dapat di perbandingkan antar periode. Standar laporan wajar tampa pengecualian
menunjukkan bahwa secara material daya banding laporan keuangan tidak
dipengaruhi oleh pengunaan prinsip akuntansi yang tidak konsisten. Standar
auditing menyebut perubahan akuntansi berikut ini memengaruhi baik daya banding
maupun konsistensi danb mensyaratkan paragraph penekanan pada permasalahan:
·
Perubahan pada prinsip akuntansi
·
Perubahan dalam entitas pelaporan
·
Koreksi kesalahan dalam prinsip
Paragraf penjelasan atau paragraph
penekanan permasalahan menyoroti perubahan akuntansi yang mengakibatkan
kurangnya konsistensi akan berisi susunan kata. Dan perubahan yang tidak
mengurangi konsistensi perubahan lain bisa memengaruhi daya banding tetapi
bukan konsistensi dalam pengunaan prinsip akuntansi. Ini termasuk.
·
Perubahan dalam estimasi akuntansi
·
Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan
prinsip akuntansi
·
Perubahan dalam klasifikasi dan
reklasifikasi
·
Perubahan yang diharapkan memiliki
dampak material di masa mendatang.
Perubahan –perubahan
yang memengaruhi daya banding tetapi bukan konsistensi dalam aplikasi prinsip
akuntansi biasanya diungkapkan pada catatan laporan keuangan. Perubahan seperti
itu tidak mensyaratkan paragraph penjelasan penekanan permasalahan dalam
laporan auditor.
Penekanan
tambahan
Pada
kondisi tertentu auditor mungkin ingin menekankan permasalahan spesifik terkait
laporan keuangan meskipun ia berniat menyampaikan opini wajar tampa
pengecualian. informasi tersebut di sajikan dalam paragraf penjelas/penekanan
permasalahan.
C.
Penyimpangan
Dari Laporan Audit Laporan Keuangan Wajar Tampa Pengecualian/Tidak Dimodifikasi
Ketika sebagian
besar opini audit yang dikeluarkan untuk klien adalah wajar tampa pengecualian,
auditor memiliki opsi untuk mengeluarkan opini yang berawal dari opini wajar
tampa pengecualian.
a. Kondisi – Kondisi Penyimpangan
Adapun
kondisi – kondisi yang memungkinkan laporan audit yang berawal dari laporan
laporan wajar tampa pengecualian/tidak dimodifikasi yaitu:
·
Keterbatasan
ruang lingkup
Keterbatasan ruang lingkup disebabkan oleh
ketidak mampuan untuk mengumpulkan bukti yang kompoten untuk memadai, seperti
ketika manejemen atau beberapa mencegah auditor melakukan prosedur audit yang
dianggap perlu.
·
Penyimpangan
terhadap PABU
Penyimpangan
terhadap PABU terjadi ketika laporan laporan keuangan dipersiapkan atau
disajikan dalam cara yang tidak sesuai dengan PABU baik berdasarkan kesalahan
maupun kecurangan.
·
Kurangnya
independensi auditor
Kurangnya
independensi muncuk ketika auditor dan klien memiliki beberapa hubungan
financial atau persorangan yang dilarang oleh standar professional.
b. Tipe – Tipe Audit Laporan Keuangan
Selain Wajar Tampa Pengecualian/ Tidak Dimodifikasi
Ada tiga tipe laporan yang tersedia untuk auditor
selain wajar tampa pengecualian tidk dimodifikasi yaitu;
·
Wajar
dengan pengecualian (qualified)
Auditor
mengeluarkan opininya ketika terdapat keterbatasan ruang lingkup atau penyimpangan terhadap PABU, tetapi secara
keseluruhan laporan keuangan disajikan dengan wajar sesuai dengan PABU.
·
Pernyataan
tidak mengeluarkan opini
Auditor
tidak mengeluarkan opini untuk laporan keuangan karena tidak mencukupinya bukti
yang sesuai untuk membentuk opini keseluruhan laporan keuangan atau karena
kurangnya independensi dalam disclaimer, auditor menjelaskan alasan untuk
menahan opini dan secara eksplisi menunjukkan bahwa tidak ada opini yang di
berikan.
·
Tidak
wajar
Auditor mengeluarkan
opini tidak wajar ketika laporan keuangan tidak disajikan secara wajar
dikarenakan adanya penyimpangan PABU yang secara material memengaruhi laporan
keuangan secara keseluruhan.
Pilihan laporan
audit bergantung pada sifat dan materialitas kondisi yang menyebabkan adanya
laporan wajar tampa pengecualian.
c. Dampak Materialitas Pada Pelaporan
Laporan keuangan
Konsep materialitas berperan penting pada
pilihan auditor atas laporan audit. Jika penilai yang diberikan auditor tidak
material, standar laporan audit wajar tampa pengecualian dapat dikeluarkan.
Ketika auditor diperhadapkan pada
keterbatasan ruang lingkup penilaian prosedur yang dihilangkan harus mencakup
sifat dan besarnya potensi dampak dalam area laporan keuangan yang tidak dapat
diuji oleh auditor dan signifikasinya untuk keseluruhan laporan keuangan.jika
potensi dampak terkait dengan dampak komponen pada laporan keuangan terpengaruh
secara keseluruhan, auditor mungkin akan mengeluarkan laporan disclaimer, bukan
laporan dengan wajar tampa pengecualian.
Sebuah permasalahan dapat dikatakan
material bahkan jika besarnya permasalahan tidak mencapai tingkat materialitas
konvensional dari segi besarnya. Jika materialitas penting dalam
mempertimbangkan keterbatasan ruang lingkup penyimpangan terhadap PABU, itu
bukanlah faktor untuk mempertimbangkan independensi auditor. Ketika berdasarkan
code of professional conduct atau aturan lainya seorang auditor tidak
independen, auditor tidak boleh memberikan opini terkait signifikansi kondisi
yang mengakibatkan tidak adanya independensi.
D. Pembahasan Kondisi Yang Memerlukan Tipe –
Tipe Lain Laporan Audit Laporan Keuangan
a.
Keterbatasan
ruang lingkup
Keterbatasan
ruang lingkup disebabkan oleh ketidak mampuan untuk memporoleh bukti yang
memadai mengenai beberapa komponen laporan keuangan. Ini terjadi karena auditor
tidak dapat mengaplikasikan semua prosedur audit yang diperlukan. Pembatasan
semacam itu dalam ruang lingkup audit mungkin dipaksakan oleh klien atau oleh
kondisi perikatan, auditor harus berhati – hati ketika klien membatasi lingkup
perikatan karena situasi seperti itu klien mungkin mencoba untuk mencegah
auditor menemukan salah saji material.
b.
Laporan
Yang Tidak Sesuai dengan PABU
jika laporan keuangan
tidak secara material dipengaruhi oleh penyimpangan terhadap PABU auditor harus
memberikan opini wajar dengan pengecualian atau tidak wajar.
Ketika
laporan keuangan termasuk penggunaan atau aplikasi prinsip akuntansi yang tidak
berlaku, auditor harus mengeluarkan opini wajar dengan pengecualian atau opini
tidakwajar tergantung pada tingkat materialitas. Ketika auditor memberikan
opini wajar dengan pengecualian dia menambahkan satu paragraph terpisah kedalam
laporan sebelum paragraph opini.
c.
Auditor
Tidak Independen
Sebagian
besar nilai yang dicantumkan oleh pengguna laporan keuangan pada laporan
auditor berdasarkan asumsi dari hubungan yang tidak biasa antara auditor dan
klien. Sangat tidak mungkin bagi auditor
untuk mengaudit laporan keuangan klien ketika tidak ada independensi
antara dua pihak. Namun auditor tidak mungkin dapat bergabung dalam perikatan
yang menyakini semua anggota tim audit independen dari klien dan ternyata pada
akhirnya seorang anggota tim audit memiliki batasan kepentingan keuangan klien.
E. Isu Pelaporan Khusus
Selain tipe – tipe laporan audit
yang baru saja dibahas, auditor sering sekali membuat sejumblah isu pelaporan
khusus yang memengaruhi laporan audit laporan keuangan. Tiga topik yang akan
dibahas dalam bagian ini yaitu.
a.
Laporan atas laporan keuangan komparatif
b.
Informasi lain dalam dokumen yang berisi
laporan keuangan yang diaudit
c.
Laporan khusus
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus