Sistem Informasi Manajemen



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Peran informasi dalam sebuah perusahaan dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir didalam tubuh manusia, oleh karena itu informasi sangat dibutuhkan untuk mendukung kelangsungan hidup perusahaan (exixtence). Jika perusahaan tidak memiliki informasi yang memadai, maka dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam proses pengambilan keputusan strategis akan mengalami kendala, yang pada akhirnya perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Disampng itu, sistem informasi yang dimiliki kurang proporsional karena banyak informasi yang benar-benar tidak dibutuhkan dalam mendukung operasional perusahaan. Oleh karena itu memahami konsep dasar sistem informasi adalah sangat penting terutama untuk mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas merupakan tujuan utama dalam mendesain sistem baru.
Era baru dalam dunia bisnis yaitu diperkenalkannya reformasi birokrasi, hal ini erat kaitannya dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia bisnis tersebut. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia bisnis  berusaha menggunakan perangkat komputer yang dapat diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja bisnis secara signifikan.
Informasi yang diolah dengan menggunakan komputer dapat digunakan organisasi bisnis maupun perseorangan denga keahlian yang dimiliki sebagai saran komunikasi dan pemecahan masalah, informasi inipun sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi dapat digali melalui sumber-sumber yang teredia seperti: sumber daya manusia, material, alat, biaya yang dibutuhkan perusahaan serta data yang aka diolah.
Dalam menghadapi globalisasi, dunia bisnis harus secepatnya erbenah diri dalam meningkatkan sistem informasi guna mennjang sumber daya perusahaan maupun daya saing produk yang dihasilkan. Sistem informasi yang akan diciptakan harus seimbang antara infrastruktur teknologi yang tersedia dengan emampuan sumber daya manusianya sehingga tidak terjadi ketimpangan yang sangat jauh anatar keduanya sehingga sistem informasi tidak dapat terwujud secara signifikan dalam menunjang kuantitas maupun kulaitas perusahaan secara mendasar.
Disamping itu sistem informasi semakin dibutuhkan oleh perusahaan khususnya untuk meningkatkan kelancaran aliran informasi perusahaan, dalam rangka memperkuat daya saing perusahaan maupun produk/jasa yang dihasilkan serta menciptakan aliansi atau kerjasama dengan pihak lain yang dapat meningkatka kinerja perusahaan.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian dari Sistem Informasi Manajemen?
2.    Bagaimana peranan Sistem Informasi pada bisnis global pada saat ini?

C.   Tujuan
1.    Mengetahui definisi dari sistem informasi manajemen
2.    Mengetahui peranan sistem informasi pada bisnis global saat ini

















BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A.   Pengertian Sistem Informasi Manajemen
1.    Sistem
Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem).
-          Sistem adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam satu lingkungan tertentu (Ludwig, 2007).
-          Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan (A Rapoport, 2004).
-          Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian yang saling mempengaruhi (L. Ackof, 1997).
-          Sistem merupakan bagian-bagian yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai beberapa tujuan (Gordon B. Davis, 1995).
-          Sistem yaitu sekelompok elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan (Raymon McLeod, 2001)
-          Ryans (1968), System is any identifiable assemblage of element (object, person, activities, information records, etc) which are interrelated by process or structure and which are presumed to function as an organizational entity generating an observable (or sometimes merely inferable) product.
William A. Shorde (1995) dalam bukunya Organization and Management menyebutkan ada sekitar enam ciri sebuah sistem, yaitu: Perilaku berdasarkan suatu tujuan tertentu, Kesleuruhan, Keterbukaan, Terjadinya informasi, Terjadi korelasi dan Memiliki mekanisme kontrol artinya terdapat kekuatan yang mempersatukan dan mempertahankan sistem bersangkutan. Sisem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya:
-          Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (phisical system)
-          Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system)
-          Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tidak tertentu (probabilistic system)
-          Sistem tertutp (close-loop system) dan sistem terbuka (open-loop system)
Secara khusus tujuan sisem informasi lebih ditujukan pada usaha menuju keunggulan kompetitif yaitu mampu bersaing dan mengungguli pesaing.unsur-unsur yang mewakili sistem secara umum adalah masukann (input), pengolahan (processing), keluaran (output), mekanisme pengeluaran dan umpan balik, batas (boundry).
2.    Informasi
Informasi yaitu data yang telah  diproses kedalam sebuah bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memilki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang Gordon B. Davis, 1995). Menurut Budi Sutedjo (2002:168) merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada.
Informasi yaitu sebuah pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa (suatu objek atau konsep) sehingga manusia dapat membedakan sesutau dengan yang lainnya (Samuel Elion, 1992). Informasi sebagai data yag telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut (Mc Fadden Dkk). Informasi merupakan kumpulan data yang telah diolah baik bersifat kualitatif maupun kuantitaif dan memiliki arti lebih luas. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Kualitas suau sistem informasi tergantung dari tiga hal, yaitu:
-          Akurat (accurate), berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
-          Tepat waktu (timelines), informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
-          Relevan (relevance), informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
3.    Manajemen
Hakekat manajemen secara relatif yaitu bagaimana sebuah aktifitas dapat berjalan lebih teratur berdasarkan prosedur dan proses. Manajemen menurut bahsa berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah didtetapkan melalui pemanfaatn sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (George R. Terry, 1999).
Definisi lain menyatakan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan atar anggota organnisasi perusahaan dengan menggunakan seluruh sumber daya informasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (James A.F. stoner). Raymond Me Lead Jr (2010) mengemukakan bahwa tingkatan manajerial terdiri dari strategic planning level (top management), Management control level (Middle management), dan operational control level (Lower management).




4.    Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen secara umum menurut beberapa ahli, yaitu:
-          Gordon B Davis, 1995, merupakan sebuah sistem manusia dan sistem mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi manajemen dan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
-          Soetedjo Moeljodihardjo, 1992, merupakan suatu metode yang menghasilkan informasi yang tepat waktu (timely) bagi manjemen tentang lingkungan eksternal dan operasi internal sebah organisasi dengan tujuan untuk menunjang pengembilan keputusan dalam rangka memperbaiki perencanaan dan pengendalian.
-          Komaruddin, 1997 menyatakan sebagai sutu informasi yang memungkinkan pimpinan organisasi mendapatkan informasi dengan kulaitas dan kuantitas yang tepat untuk dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan.
-          Robert W Holmes, 1992, SIM adalah sistem yang ditancang untuk menyajikan informasi pilihan yang beriorientasi kepada keputusan yang diperlukan oleh manajemen guna merencanakan, mengawasi dan menilai aktivitas organisasi yang dirancang dalam kerangka kerja yang menitik beratkan pada perancanaan keuntungan, perencanaan penampilan dan pengawasan pada semua tahap.
-          Ribert G Murdick, 1995, SIM adalah proses komunikasi dimana input direkam, disimpan dan direkam kembali untuk menyajikan keputusan yang berbentukoutput mengenai perencanaan pengoperasian dan pengendalian.
-          Joseph F Kelly, 1990, SIM merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang berlandaskan komputer yang menghasilkan kumpulan penyimpanan, perolehan kembali, komunikasi dan penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efisien bagi perencanaan bisnis
-          Raymond Me Lead Jr, 2009, merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi untuk kebutuhan pemakainya.
-          James A F Stoner, 1992, merupakan metode yang formal yang menyediakan bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan dan fungsi operasi sebuah organisasi yang lebih efektif.
Jadi, sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan sebuah perusahaan.
B.   Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnyakomputer. Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masihdigunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi.Namun demikian para pengguna – khususnya dilingkungan perusahaan -masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasiakuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan dataelektronik (PDE).
Pada tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasikomputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sisteminformasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputeradalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itumulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjanganakan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen.Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapaperusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar sepertiDepartemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaananggaran, pembiayaan dan penerimaan negara.Namun demikian, para pengguna yang mencoba SIM pada tahap awalmenyadari bahwa penghalang terbesar justru datang dari para lapisanmanajemen tingkat menengah – atas. Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapahambatan, misalnya:
-          Kekurang pahaman para pemakai tentang komputer,
-          Kekurang pahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen,
-          Relatif mahalnya harga perangkat komputer,
-          Terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapatmembangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapatmendukung semua lapisan manajer.
Sementara konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, dan Keendari Massachussets Institute of Technology (MIT) mengenalkan konsepbaru yang diberi nama Sistem Pendukung Keputusan (Decision SupportSystems - DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan informasi yangditujukan pada masalah tertentu yang harus dipecahkan ataukeputusan yang harus dibuat oleh manajer.
Perkembangan yang lain adalah munculnya aplikasi lain, yaituOtomatisasi Kantor (office automation - OA), yang memberikanfasilitas untuk meningkatkan komunikasi dan produktivitas paramanajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan elektronik. Belakangan timbul konsep baru yang dikenal dengan nama Artificial Intelligence (AI), sebuah konsep dengan ide bahwa komputer bisadiprogram untuk melakukan proses lojik menyerupai otak manusia.Suatu jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah ExpertSystems (ES), yaitu suatu aplikasi yang mempunyai fungsi sebagaispesialis dalam area tertentu.Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, EIS, maupun AImerupakan aplikasi pemrosesan informasi dengan menggunakankomputer dan bertujuan menyediakan informasi untuk pemecahanmasalah dan pengambilan keputusan (Sutono, 2007).
1.    Pengaruh Perkembangan Teknologi secara global
Perkembangan peradaban manusia pada dasrnya merupakian pengaruh perkembangan teknologi. Dengan kata lain, perkembangan teknologilah yang mendorong kemajuan peradaban manusia. Dan terdapat faktor-faktor lain seperti kemajuan di bidang ekonomi, kedokteran, dst. Tetapi, dari sekia  faktor, yang menjadi faktor dominan ialah kemajuan teknologi. Perubahan dari satu zaman ke zaman yang lain diawali sebuah revolusi peradaban akibat penemuan suatu jenis teknologi yang mengakibatkan perubahan diseluruh dunia yang diistilahkan sebagai revolusi. Kemajuan peradaban manusia dapat digolongkan menjadi 4 tahapan periode.
Gelombang 0 ialah masa di mana manusia masih bergantung pada alam. Manusia belum mengenal budaya. Manusia hidup secara nomanden (berpindah-pindah) dan teknologi belum berkembang. Gelombang 1 di mana manusia telah mengenal teknologi cocok tanam. Awal penemuan teknologi cocok tanam ini disebut revolusi pertanian. Manusia muali mengenal konsep kekayaan. Kekayaan yang paling berharga pada tingkat peradaban ini adalah tanah dan sawah.
Gelombang 2 dimana manusia telah menemukan teknologi mesin tenaga untuk mengolah tanah. Pada adab ini lahirlah berbagai penemuan mesin yang mampu menghasilkan tenaga sebagai pengganti tenaga manusia. Pada abad ini disebut revolusi industri. Gelombang 3 di mana manusia telah menemukan teknologi mesin cerdas (komputer). Orang mulai berpikir cerdas untuk memenuhi ekonomi. Sehingga mereka berlomba-lomba sekolah kejenjang yang lebih tinggi jika mereka memiliki ilmu pengetahuan/informasi akan selalu mampu mengantisipasi keadaan dan dapat berkembang. Komputer adalah salah satu bukti pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan.

2.    Percepatan Kemajuan Teknologi
Pada era gelombang O sampai gelombang 1 masa revolusi pertanian, orang hanya dapat menggunakan kuda untuk berpindah tempat. Kecepatan kuda berlari hanya, 30 km/jam.  Kemudian pada masa revolusi industri orang mampu membuat kendaraan seperti mobil, kereta api, kapal yang maximum kecepatannya adalah 300 km/jam (mobil balap). Dengan demikian ada kemajuan 10x lipat dari sebelumnya. Lalu dalam kurun waktu 200 tahun setelah itu, ketika dunia memasuki era revolusi informasi, manusia mampu membuat berbagai alat transportasi canggih yang dikendalikan komputer, seperti pesawat f16 dengan kecepatan sekitar 2000 km/jam, pesawat ulak-alik (luar angkasa) dengan kecepatan sekitar 3000 km/jam. Dalam kurun waktu dari gelombang 1 ke gelombang 3 kecepatnnya 100x lebih cepat dan penemuan ini berlangsung dalam waktu yang sangat cepat dan singkat. Inilah yang disebut percepatan teknologi.
Sekarang kita hidup di era cyber space. Dunia sudah terintegrasi menjadi satu sistem tanpa batas. Melalui internet sistem ekonomi dari semua negara di dunia sudah saling terangkai mernjadi sebuah sistem yang saling terhubung. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis.

C.   Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam Bisnis dan Industri
Internet dan teknologi lainnya yang terhubung serta aplikasi-aplikasinya telah mengubah cara operasi bisnis dan cara orang bekerja, sebaik bagaimana sistem informasi mendukung proses bisnis, pengambilan keputusan, dan keuntungan kompetitif. Sehingga, saat ini banyak bisnis menggunakan teknologi internet untuk penggunaan website yang memungkinkan mereka dapat menjalankan proses bisnisnya dan membuat aplikasi e-bisnis yang inovatif (O’Brien dan Marakas 2009).
E-bisnis didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet untuk bekerja dan menguasai proses bisnis, e-commerce, dan enterprise collaboration antara sebuah perusahaan dengan konsumennya, suplier, dan stakeholder bisnis lainnya. Hakikat dari e-bisnis dapat digeneralisasikan sebagai sebuah pertukaran nilai secara online. Semua pertukaran online informasi, uang, sumber daya, jasa, atau kombinasi dari semuanya berada di bawah payung e-bisnis.  Perusahaan-perusahaan bergantung pada aplikasi e-bisnis untuk (1) memperbaharui proses bisnis internal, (2) implementasi sistem e-commerce dengan konsumen dan suplier mereka, dan (3) mempromosikan enterprise collaboration antara tim bisnis dan tim kerja.
Enterprise collaboration system melibatkan penggunaan software untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antara anggota tim network dan tim kerja. Sebuah bisnis mungkin menggunakan intranet, internet, ekstranet, dan network lainnya untuk mengimplemtasikan beberapa sistem. Sebagai contoh, karyawan dan konsultan eksternal mungkin berasal dari sebuah virtual team yang mengunakan intranet perusahaan dan internet untuk e-mail, video conference, e-discussion groups, dan halaman web dari work-in-progress information untuk menggabungkan dalam proyek bisnis.
Hampir di seluruh sektor bisnis di dunia ini menggunakan sistem informasi di perusahaan mereka. Bukan hanya itu, mereka pun selalu berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menggembangkan sistem informasi yang digunakan di perusahaan mereka. Hal tersebut disebabkan karena sistem informasi memegang peranan yang cukup penting dalam bisnis mereka. Adapun peranan dan fungsi utama dari sistem informasi adalah:
1.    Mendukung Operasi Bisnis .
Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistem informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistem Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting.
2.    Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial.
Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
3.    Mendukung Keunggulan Strategis.
Sistem informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis     perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar. Klasifikasi Sistem Informasi yang pada prakteknya, berbagai peranan tersebut diintegrasi menjadi suatu gabungan atau fungsi-silang (cross-functional) sistem informasi yang menjalankan berbagai fungsi.
-          Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
Sistem Informasi Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam kegiatan usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas kantor secara efisien.
-          Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal. Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian, formulir pajak dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh SIM.
-          Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan proses operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process control systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara otomatis dibuat oleh komputer.
-          Office Automation Systems
Office automation systems (OAS) mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengirim data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh dari office automation (OA) adalah word processing, surat elektronik (electronic mail),teleconferencing, dan lain-lain.


4.    Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.
Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM adalah meniadakan pengembangan yang tidak efisien dan penggunaan komputer yang tidak efektif. Konsep SIM sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
-          Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen (management decision making).
-          Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.

D.   Peran Strategis Untuk Sistem Informasi
Sistem informasi manajemen (SIM) dapat menolong perusahaan untuk:
1.      Meningkatkan efisiensi operasional
Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya (low-cost leadership).
Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.



2.    Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penggunaan ATM (automated teller machine) dalam perbankan merupakan contoh yang baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanya ATM, bank-bank besar dapat memperoleh keuntungan strategis melebihi pesaing mereka yang berlangsung beberapa tahun.
Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun biaya pertukaran (switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan dengan konsumen atau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah sistem reservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada agen perjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agen perjalanan telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut, maka mereka akan segan utnuk menggunakan sistem reservasi dari penerbangan lain.
3.    Membangun sumber-sumber informasi strategis
Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras dan perangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewa spesialis sistem informasi, dan melatihend users.
Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis (strategic information base) yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan. Sebagai contoh, banyak usaha yang menggunakan informasi berbasis komputer tentang konsumen mereka untuk membantu merancang kampanye pemasaran untuk menjual produk baru kepada konsumen.




BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Informasi yaitu data yang telah  diproses kedalam sebuah bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memilki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang Gordon B. Davis, 1995).
Manajemen menurut bahsa berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola. Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah didtetapkan melalui pemanfaatn sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (George R. Terry, 1999).
Jadi, sistem informasi manajemen merupakan perpaduan antara sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan sebuah perusahaan.
B.   Saran
Kami selaku penulis, menerima segala saran maupun kritikan yang sifatnya membangun guna melengkapi kekurangan dari makalah kami.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

“SISTEM INFORMASI MANAJEMEN” MENGELOLA PENGETAHUAN

“SISTEM INFORMASI MANAJEMEN” MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEDEKATAN DENGAN PELANGGAN: APLIKASI PERUSAHAAN

RESUME SIM MENGELOLA SISTEM GLOBAL